FLEXING = SHOW OFF ?
(Dari Potret Individual Psychology Alfred Alder)
Dimana Letak Nilai Antikorupsinya?
Daisy Novira
Akhir-akhir ini kita sering melihat fenomena flexing yang dilakukan mulai dari kalangan masyarakat umum sampai pejabat, keluarga pejabat dan artis. Pada umumnya mereka mengunggah aktivitas sehari-hari, aktivitas liburan terutama ke luar negeri, menggunakan barang-barang branded yang harganya “aduhai” dengan bangganya. Bagi sebagian orang yang menyaksikan fenomena flexing ini merasa “gerah” dan tidak setuju, tetapi sebagian lain tidak peduli dengan alasan itu uang mereka, terserah mereka mau berbuat apa.
Asal usul kata flex berasal dari African American Vernacular English (AAVE), yang muncul sebagai istilah untuk menggambarkan pamer atau menyombongkan diri. Flex menandakan tindakan memamerkan atau membanggakan prestasi, kepemilikan materi, keterampilan atau atribut seseorang untuk menegaskan status atau dominasi seseorang dalam kelompok sosial. Flexing dalam Cambridge Dictionary berasal dari kata flex (behave proudly) diartikan sebagai to show that you are very proud or happy about something you have done or something you own, usually in a way that annoys people.
Istilah flexing dapat memiliki konotasi positif maupun negatif. Flexing bisa menjadi sumber inspirasi, motivasi, selebrasi pencapaian namun sikap flexing yang berlebihan dan sombong dianggap sebagai arogan, tidak otentik atau mencari perhatian. Dalam ilmu ekonomi dikenal konsumsi berlebihan yaitu membelanjakan uang untuk barang-barang mewah. Hal ini dituliskan pertama kali oleh Thorstein Veblen tahun 1899 dalam bukunya The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions.
Teori Psikologi Individu Adler
Adler berpendapat bahwa untuk memahami seseorang sepenuhnya, seorang psikolog harus mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Individu terutama dimotivasi oleh kepentingan sosial dan perjuangan untuk mencapai posisi superioritas atau perbaikan diri. Pengalaman masa kanak-kanak terutama perasaan rendah diri akan mendorong upaya tersebut, tetapi dalam individu yang sehat hal itu diwujudkan dengan keinginan untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain.
Perilaku maladaptif muncul ketika upaya ini menjadi berpusat pada diri atau perasaan rendah diri yang membebani seseorang. Adler menekankan keunikan individu dan peran hubungan sosial dalam membentuk perilaku.
Menurut Adler, semua bayi merasakan rendah diri dan tidak mampu saat mereka mulai merasakan dunia. Pengalaman-pengalaman awal seperti kebutuhan untuk mendapatkan perhatian orang tua, membentuk tujuan-tujuan fiktif yang tidak disadari oleh anak. Orang tua memberi anak kebutuhan untuk berusaha memperbaiki inferioritasnya, kebutuhan untuk mengimbangi kelemahan dengan kekuatan lain.
Beberapa akibat dapat terjadi dalam upaya anak mendapatkan kompensasi. Jika anak mendapat pengasuhan yang memadai maka anak dapat menerima tantangan dan belajar bahwa tantangan tersebut dapat diatasi dengan kerja keras. Anak akan berkembang secara normal dan mengembangkan “keberanian untuk menjadi tidak sempurna”.
Beberapa poin penting teori psikologi individu Adler yaitu pertama, manusia terutama dimotivasi oleh keterhubungan sosial dan perjuangan untuk superioritas atau kesuksesan. Perasaan rendah diri mendorong individu mencapai tujuan pribadi. Kedua, interaksi awal dengan anggota keluarga, teman sebaya dan orang dewasa membantu menentukan peran inferioritas dan superioritas dalam kehidupan. Ketiga, semua perilaku manusia berorientasi pada tujuan dan dimotivasi oleh perjuangan untuk mencapai keunggulan dan setiap indvidu mempunyai tujuan berbeda dan cara mereka mencapainya. Keempat, reaksi alami dan sehat terhadap inferioritas adalah kompensasi upaya mengatasi inferioritas yang nyata atau yang dibayangkan dengan mengembangkan kemampuan diri. Kelima, jika seseorang tidak dapat mengimbangi perasaan rendah diri yang normal, maka mereka akan mengembangkan perasaan rendah diri yang kompleks.
Fenomena flexing dapat dipandang sebagai mekanisme pertahanan diri seseorang yang ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki superioritas dan mampu seperti orang lain (dimotivasi oleh kepentingan sosial) sebagai kompensasi dari inferioritasnya. Media sosial menjadi sarana yang mendukung hal ini sehingga orang yang melakukan flexing akan “ketagihan” untuk terus menerus secara berulang pamer aktivitasnya untuk mendapat pengakuan dan mendapat pujian dari orang lain.
Flexing dan Nilai Antikorupsi
Sembilan nilai antikorupsi yaitu jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil dan kerja keras merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh penyuluh antikorupsi dan siapapun yang ingin menjadi orang berintegritas. Jika merujuk pada pengertian flexing di atas maka seseorang harus secara jujur menilai dirinya sendiri apakah yang dilakukannya telah merujuk pada 9 nilai tersebut terutama nilai kesederhanaan dan kepedulian. Seseorang harus jujur mengakui apa tujuan sesungguhnya dengan mempublikasikan aktivitas kesehariannya bersama keluarga di media sosial (apapun jenis media sosialnya) yang merupakan area privasi tetapi dibuka untuk diketahui banyak orang.
Bukankah masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, jangankan untuk rekreasi ke tempat wisata untuk makan tiga kali sehari saja sangat sulit, sulit mengakses pelayanan kesehatan dan pendidikan, sulit mengakses kesempatan bekerja secara layak, dan masih banyak kesulitan lainnya yang dialami mereka.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik jumlah masyarakat miskin di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 25,9 juta dan ini masih dipertanyakan keakuratannya, karena metodologi yang digunakan sudah berumur 26 tahun dengan standar garis kemiskinan yang sudah usang. Berdasarkan perhitungan World Bank, data penduduk miskin di Indonesia berjumlah 44 juta orang pada tahun 2022. Jumlah sesungguhnya bisa jadi lebih tinggi dari data tersebut dan ini mengusik kepedulian kita terhdapa kondisi yang terjadi di Indonesia.
Mengutip beberapa quote dalam buku berjudul Mencari Ikhlas (Catatan Harian Perjalanan Menjadi Hamba) yang ditulis oleh Sonny Abi Kim, bagus untuk menjadi bahan renungan kita bersama.
“Latihlah diri untuk hanya mengejar pengakuan dari Rabb mu, bukan dari sesamamu. Kalau sudah begitu, bahagia akan menjadi milikmu”
“Keinginanmu agar orang mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidaktulusan dalam penghambaan (‘ubudiyah) mu” – Ibnu Atha’illah al-Iskandari
“Seorang hamba tidaklah berlaku jujur jika masih menginginkan popularitas”
–Ayyub As-Sikhtiyaani
“Gelarmu itu dapat menjerumuskanmu kedalam kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya” (perkataan kepada Abu Hanifah)
Marilah kita bersama untuk selalu mencari ridho Allah swt dalam setiap tindakan kita, karena Dialah yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat isi hati dan pikiran kita. Marilah kita selalu “mencurigai” diri sendiri apakah semua lisan dan perbuatan telah sesuai dengan kehendakNya. Marilah kita terus belajar sampai akhir hayat untuk menjadi hamba yang diridhoiNya dan dalam kondisi yang layak sesuai standarNya ketika waktunya dipanggil pulang.
Referensi
Abi Kim, Sonny.2020. Mencari Ikhlas, Catatan Harian Perjalanan Menjadi Hamba. Jakarta: PPA Institute.
Later, 2023. Flex. Retrieved from https://later.com/social-media-glossary/flex/#:~:text=The%20origins%20of%20%22flex%22%20came,dominance%20within%20a%20social%20group. November,6,2023; 7:42 am
______ Alfred Adler’s Personality Theory. Retrieved from https://www.tutorialspoint.com/alfred-adler-s-personality-theory#:~:text=Adler%20recognized%20four%20personality%20types,to%20comprehend%20an%20individual’s%20psychology. Nov,12, 2023 ; 8:43pm
Hofman,Rilley. Alfred Adler’s Theory of Individual Psychology and Personality updated on September,7,2023. Retrieved from https://www.simplypsychology.org/alfred-adler.html , November,1,2023,7:37 am
Dodgson,Lindsay. 2019. Flexing or bragging about your expensive things may stop you from making friends, research shows. Retrieved from https://www.insider.com/flexing-bragging-about-expensive-things-may-stop-you-from-making-friends-study-shows-2019-1 November,26,2023 ; 12:39 pm
Stratlab Marketing. What is “Flexing”? And Why You Shouldn’t https://strategylab.ca/what-is-flexing-and-why-you-shouldnt/
November,6,2023; 8:55 am
Adler’s Graduate School, 2021. Alfred Adler: Theory and Application. Retrieved from https://www.alfredadler.edu/about/alfred-adler-theory-application/ November 26, 2023 ; 9:40 am